SENSATION:
RECEIVING MESSAGES ABOUT THE WORLD
Kita menyadari bahwa kita menyadari dunia luar dan
dunia di dalam diri kita, karena kita memiliki sejumlah organ sense yang mampu menerima pesan. Sense organs bekerja melalui sensory receptor cells, yang menerima
bentuk energi dari luar (cahaya, getaran, panas) dan mengartikannya ke neural impulse yang bisa mengirimkan ke
otak untuk diinterpretasikan. Proses menerima informasi dari dunia luar,
mengartikannya, dan mengirim ke otak disebut dengan sensation. Proses menginterpretasikan informasi dan membentuk images pada dunia, disebut perception.
Stimuli:
What Messages Can be Received?
Konsep kuncinya adalah stimulus, yang mengacu pada beberapa aspek dari dunia luar yang
dengan langsung mempengaruhi perilaku atau pengalaman sadar kita. Apapun yang
dapat membangkitkan receptor cells
bisa disebut stimulus. Bahkan bagian
internal dari diri kita juga dapat disebut stimulus.
Transduction:
Translating Messages for the Brain
Energi
dari stimulus tidak dapat secara langsung ke otak. Untuk menggunakan otak,
pesan sensori harus diartikan ke impuls saraf hingga otak mengerti.
Penerjemahan dari satu bentuk energi ke yang lain disebut transduction.
Sense organs men-transduksi energi sensori ke energi saraf.
Hal ini dilakukan di dalam sense organ
melalui sensory receptor cell, yang
merupakan saraf khusus yang dibangkitkan oleh berbagai macam energi sensori
yang spesifik, dan mengeluarkan impuls saraf dari axon. Sel reseptor
mengeluarkan impuls saraf yang sudah dikodifikasikan yang membawa pesan sensori
yang sudah di-transduksi ke salah satu area sensori di otak. Kemudian
masing-masing sense organ (mata,
hidung, dll) membuat cara khusus untuk membuka receptor cell ke energi sensori dan membantu mereka
men-transduksikannya menjadi saraf impuls. Pusat setiap sense organ, adalah receptor
cell yang melakukan
transduction.
Kita
hanya bisa sadar akan stimulus, hanya jika kita memiliki receptor cell yang dapat men-transduksikannya.
Sensory
Limits: How Strong Must Messages Be?
Ketika kita memiliki receptor cell yang dapat men-transduksikan berbagai pesan sensori,
tidak semua pesan akan cukup kuat untuk dideteksi. Istilah treshold mengacu pada batas yang lebih rendah pada pengalaman
sensori. Ada dua macam treshold (a) absoulute treshold: jarak/tingkatan
paling kecil dari stimulus yang dapat dideteksi dan (b) difference threshold: perbedaan paling kecil antara dua stimulus
yang dapat dideteksi.
Sensory
Adaptation
Sensitivitas individu
terhadap stimulus berbeda dari waktu ke waktu. Alasannya karena kelelahan atau
inatensi. Tapi sensory adaptation
merupakan salah satu penyebab yang umum. Sensory
adaptation ialah melemahnya jumlah sensasi yang dihasilkan dari perpanjangan
stimulus. Saat stimulus secara terus menerus ditampilkan atau diulang dalam
jarak yang pendek, sensasi yang jumlahnya sama pada energi sensori menjadi
lebih lemah, karena receptor cell menjadi
lelah.
Psychophysics
Psychophysics merupakan karya khusus
dari psikologi yang mempelajari keterbatasan sensori, adaptasi sensori, dan
topik-topik yang berhubungan. Karena pengetahuan kita pada dunia luar terbatas
pada sensasi yang kita rasakan, kita perlu mengerti pada situasi seperti apa
sensasi kita tidak secara langsung merefleksikan sifat fisik dari suatu
stimulus (figur 4.2)
VISIONS:
YOUR HUMAN CAMERA
George Wald (1950) menuliskan sebuah paper penting perbandingan antara mata
dan kamera. Mata dan kamera menggunakan instrumen yang menggunakan lensa untuk
fokus pada cahaya, sehingga permukaan sensitivitas cahaya pada gambar tercatat.
Light: What is it?
Cahaya
adalah satu bagian kecil pada bentuk energi yang dikenal sebagai electromagnetic radiation yang mana juga
termasuk gelombang radio dan x-ray. Hanya bagian kecil dari radiasi ini yang
tampak. Dimana sense kita dapat
men-trandsduksi kan hanya bagian kecil dari electromagnetic
radiation. Kita dapat berfikir bahwa cahaya disusun oleh gelombang yang
beragam dalam frekuensi dan intensitas. Kedua sifat gelombang cahaya memberikan
kita banyak informasi mengenai penglihatan.
Intensitas
gelombang cahaya sebagian besar menentukan kecerahan sensasi visual. Jika
cahaya yang direfleksikan oleh apel yang diterangi oleh sebatang lilin dengan
intensitas yang rendah, jadi kita melihat merah nya apel sebagai sensori yang
suram daripada cerah. Wavelength pada
cahaya sebagian besar menentukan hue (corak
warna) yang kita lihat, dimana gelombang
cahaya yang berbeda dari wavelength
dilihat sebagai warna yang berbeda. Dimana definisi wavelength yaitu frekuensi gelombang cahaya yang ditentukan oleh hue (corak warna) yang kita terima. Tapi
kebanyakan gelombang cahaya tidak dibuat oleh satu wavelength dan oleh karena itu tidak dapat dilihat sebagai hue (corak warna) yang murni. Mereka
diciptakan oleh gelombang cahaya daripada wavelength.
Semakin terang wavelength,
semakin sedikit saturasi (hue).
The Eye: How does it Work?
Mata adalah bulatan yang hampir
sempurna yang terdiri dari dua ruangan yang dipenuhi cairan. Cahaya datang
melalui kornea menuju kamar pertama. Di belakang kamar ini, iris yang berwarna
terbuka dan tertutup mengatur berapa banyak cahaya yang masuk melalui pupil ke
dalam lensa. Lensa berpegang dan terikat pada otot ciliary. Otot ini memfokuskan gambar dengan mengontrol ketebalan
lensa. Jadi gambar yang bersih, jatuh di atas cahaya sensitif retina, di
belakang kamar kedua. Saat otot ciliary tidak
berkontraksi, tekanan pada ikatan merenggang dan lensa menjadi rata. Saat otot ciliary berkontraksi, hal itu mengurangi
tekanan pada ikatan, dan lensa menebal. Lensa harus menebal agar fokus terhadap
objek, itulah mengapa membaca dalam waktu yang lama , yang melibatkan kontraksi
yang panjang pada otot ciliary,
membuat mata merasa lelah.
Dalam
urusan transduksi gelombang cahaya, dibawa oleh retina melalui 2 tipe sel
bernama rod dan cone (karena bentuknya). Cones
jauh lebih sedikit daripada rods. Sekitar
6 juta cones dibandingkan dengan 125
jutarods pada setiap mata. Cones terkontraksi di pusat retina,
dengan konsentrasi penuh pada titik pusat yang disebut fovea. Fovea adalah titik pusat retina yang mengandung konsentrasi
terbesar dari cones. Dalam
pencahayaan yang baik, visual acuity (kejernihan
dan ketajaman penglihatan) menghasilkan gambar yang terbaik yang berfokus
secara langsung pada fovea, sebagian
besar karena konsentrasi tinggi dari cones.
Rodes berada di sepanjang retina,
kecuali di tengah (fovea). Peran rodes berbeda dari cones disebabkan oleh empat hal: yang pertama, karena lokasinya,
maka sebagian rods bertanggung jawab
terhadap penglihatan peripheral, penglihatan
pada bagian atas, bawah, dan samping. Dimana cones memainkan sedikit peran pada aspek melihat ini. Kedua, rods ratusan kali lebih sensitif pada
cahaya daripada cones. Ini berarti rods memainkan permainan yang jauh lebih
penting dalam melihat cahaya yang suram dibandingkan cones. Ketiga, rods menghasilkan gambar yang dilihat dengan
sedikit ketajaman berpikir visual dibandingkan cones. Sebagian besar karena saraf terpenting dari beberapa rods seringbertemu, jadi impuls dikirim
ke otak melalui satu serabut syaraf. Secara kontras, cones umumnya mengirim pesan mereka ke otak sepanjang saraf yang
terpisah, memberikan otak informasi yang lebih teliti tentang lokasi pada
stimulasi retina (figure 4.4).
Perbedaan yang keempat antara rods dan cones adalah
fokus pada penglihatan warna. Kedua tipe respon reseptor ke variasi pada terang
dan gelap. Tapi hanya ada satu cone yang dapat mengkodekan informasi mengenai
warna. Karena rods tidak mendeteksi
warna, dan karena cones hanya dapat
merespon pada cahaya terang, kita hanya dapat melihat bentuk yang tidak jelas
pada warna hitam, dan warna abu-abu pada ruangan yang hampir gelap.
Akankah
kamu terkejut bahwa kamu sebagian buta pada setiap mata? Titik di dekat pusat
retina dimana saraf optik berdempet, tidak mengandung rods dan cones. Karena
ada penerimaan visual pada titik ini, yang dikenal dengan blind spot. Kita tidak sadar pada blind spot ini, karena kita mengisi informasi yang hilang selama
proses melihat dengan menggunakan informasi yang datang dari bagian lain
retina.
Pesan
yang dikodekan dari rods dan cones diproses pada jalan awal di dalam neuron retina dan kemudian dikirim ke
area visual pada occipital lobe pada cerebral cortex untuk diiterpretasikan.
Pada figur 4.6, stimulus di bagian kanan, jatuh pada bagian kiri di setiap
mata. Informasi dari penglihatan kanan di kedua mata dikirim ke area
penglihatan dalam occipital lobe pada
hemisphere visual sebelah kiri,
setelah saraf optik melintang pada optic
chiasm di dalam otak. Informasi dari stimulus bagian kiri kita, jatuh pada
sisi kanan setiap mata dan dikirim ke area visual di cerebral hemisphere sebelah kanan.
Adaptasi
Gelap dan Terang
Ketika
Anda berjalan memasuki ruangan bioskop yang gelap dari siang yang terang, Anda
akan “buta” sesaat, mata Anda hanya dapat melihat samar-samar. Sekitar 5 menit,
penglihatan Anda di ruang yang gelap akan meningkat, pada 25 menit berikutnya
secara perlahan Anda akan melihat dengan sangat jelas. Ketika Anda keluar dari gedung
bioskop, Anda akan mengalami hal yang
berlawanan. Cahaya terang akan “membutakan” Anda. Anda akan menyipitkan mata
dan mengahalau cahaya, tetapi beberapa saat kemudian Anda akan dapat melihat
secara normal kembali.
Fenomena ini disebut
dengan adaptasi gelap dan adaptasi terang. Ini yang terjadi pada retina ketika
adaptasi gelap. Di ruang yang terang sel
tabung dan sel kerucut sering digunakan, sehingga tidak terlalu sensitif.
Ketika kita memasuki kegelapan, sel tabung dan sel kerucut tidak cukup sensitif
untuk dirangsang oleh intensitas cahaya yang rendah. Kegiatan ini membuat
reseptor “beristirahat”, sehingga sel tabung dan kerucut mulai mendapatkan
sensitivitas dengan memasok bahan kimia yang dikeluarkan oleh cahaya yang terang. Pada adaptasi terang, mata yang berada di tempat
yang gelap dalam waktu yang cukup lama akan menjadi peka terhadap cahaya.
Ketika kita melihat cahaya yang sangat terang secara tiba-tiba, sel tabung dan
kerucut dirangsang sangat responsif, melebihi daerah penglihatan kita, sehingga
kita merasa silau. Untungnya, proses ini hanya berlangsung sekitar satu
menit.
Penglihatan
Warna
Warna adalah pola
dari respons saraf, dan bukan panjang gelombang itu sendiri yang mengasilkan
penglihatan warna (Solomon & Lennie, 2007; Vanni et al, 2006). Penelitian psikologis tentang penglihatan warna
menghasilkan dua teori.
Teori
Trikromatis (trichromatic theory)
menyatakan bahwa persepsi warna dihasilkan oleh reseptor merah, hijau, dan biru
pada retina yang secara khusus sensitif tetapi bertumpang tindih terhadap
rentang panjang gelombang tertentu. Teori
trikromatis mengenai penglihatan diajukan oleh Thomas Young pada awal tahun
1800 dan dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz. Teori ini didasari bahwa warna dapat dibuat dengan kombinasi yang
berbeda dari cahaya merah, biru, dan hijau pada satu tempat. Penglihatan
warna adalah hal yang sangat menarik dan rumit.
Ilmuwan lain menunjukkan bahwa teori
trikomatis tidak bisa menjelaskan tentang pascacitraan
(afterimages). Salah satu contoh pascacitraan terjadi ketika menatap layar komputer seharian
dapat menyebabkan objek yang berwarna
putih di dinding terlihat kemerahan.
Hal yang sama dapat terjadi pada keempat warna komplementer.
Teori
proses berlawanan (opponent-process theory) menyatakan bahwa sel dalam sistem
visual merespons pada warna merah-hijau dan kuning-biru, sel tertentu dapat
diaktifkan oleh merah dan dihambat oleh hijau, sedangkan sel lain dapat
diaktifkan oleh kuning dan dihambat sel biru. Jika Anda menatap merah,
sebagai contoh, sistem merah-hijau Anda akan “lelah”, dan ketika Anda
mengalihkan pandangan, sistem ini memulihkan diri, sehingga Anda merasakan pascacitraan hijau. Jika Anda
menggabungkan warna berlawanan dengan jumlah yang sama, seperti biru dan
kuning, Anda akan melihat warna abu-abu.
Buta
Warna (color blindness)
Buta
warna total adalah sebuah kejadian yang jarang terjadi, buta warna parsial
mempengaruhi 8% pria dan 1% wanita. Kebanyakan buta warna parsial susah
membedakan diantara dua warna. Biasanya mereka tidak dapat membedakan antara
merah dan hijau, tetapi mereka melihat kuning dan biru secara normal. Di kasus
lain, mereka tidak dapat membedakan kuning dari biru.
Buta warna merah-hijau disebabkan oleh
penyakit genetic karena tidak adanya pigmen pada sel kerucut yang dapat
merespon panjang gelombang dari cahaya merah atau hijau. Kebutaan kuning-biru
adalah hasil dari adanya pigmen biru di dalam sel kerucut. Adanya pigmen biru
ini merespon ke cahaya di rentang biru dari panjang gelombang yang memberikan
informasi tidak lengkap ke prosesor.
SISTEM
PENDENGARAN MANUSIA
Telinga
Stuktur dan Fungsi Telinga
Seperti yang kita
ketahui, telinga sebagai alat indera yang dimiliki manusia, sangatlah penting
karna dapat berfungsi sebagai alat pendengaran manusia, yang sama pentingnya
dengan penglihatan kita.telinga berfungsi untuk memancarkan versi suara dengan
tingkat akurasi yang tingi dari dunia luar kepada otak untuk dianalilis dan
diinterpretasikan. Seperti halnya gambar yang harus fokus tingkat kejelasan dan
kecerahanya begitu juga dengan suara harus disalurkan dengan cara yang tepat
untuk dapat mempertahankan informasi mengenai lokasi frekuensi yang dapat
membantu kita membedakan berbagai suara-suara, dan timbre yang dapat membantu
kita mengenali suara yang kita dengar.
Telinga dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
- Telinga luar
Telinga Luar adalah
bagian terluar dari telinga, Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang
telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus
auditorus ekstranus dan gendang telinga atau membran tipani. daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan
suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan
yang kompleks pada telinga luar
berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga.
Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
- Telinga tengah
Telinga tengah adalah
rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3 tulang pendengaran
yaitu, tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Mereka adalah
tulang terkecil yang dimiliki manusia. Getaran suara yang diterima oleh gendang
telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang
pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi
yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah
siput.Pada saat ketiga dari tulang ini bergetar, tulang ini akan menyalurkan
gelombang bunyi ke telinga bagian dalam.
3.
Telinga
Bagian Dalam
Telinga bagian dalam
terdiri dari, jendela oval, rumah siput dan membran basiliar yang berfungsi
untuk mengubah bunyi menjadi impuls saraf dan mengirimnya ke otak. Tulang
sangguardi terhubung pada membran jendela oval yang dapat menalurkan bunyi ke koklea atau rumah siput. Koklea atau rumah
siput adalah stuktur yang berbentuk seperti pipa yang penuh dengan cairan
melengkung seperti rumah siput. Membran basilaris berada di dinding dalam rumah
siput dan sepanjang dinding koklea. Setelah membran basilaris terdapat organo
corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti
terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.
Sel rambut adalah receptor sensoris pada telinga .Di atas sel rambut
terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan
dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.(sumber laura
king)
Bagaimana organ corti memberi
pesan neuron pada otak?
Ada dua cara, yang pertama, gelombang suara oleh
frekuensi yang distimulasi sel reseptor di tempat berbeda di sekitar organ
korti. Gelomang frekuensi yang lebih tinggi menstimulasi organ yang dekat
dengan oval window, gelombang frekuensi yang lebih rendah menstimulasi
disekitar koklea(kecuali pada frekuensi yang sangat rendah).
Kedua, frekuensi
gelombang suara dilipat gandakan seperti perluasan dalam frekuensi sinyal
dikirim ke otak oleh auditory reseptor. Hanya pada frekuensi rendah setiap
neuron dapat memberi sinyal pada saat frekuensi yang sama dengan gelombang
suara. Pada frekuensi yang lebih tinggi, pengkodean frekuensi dicapai dengan
penembakan impuls saraf oleh kelompok
berbeda dari neuron yang mencerminkan frekuensi gelombang.(sumber Benjamin B.
lahey)
Teori Pendengaran
terbagi menjadi dua,
yaitu :
Teori Tempat
Teori
ini menyatakan bahwa
tiap frekuensi dapat menghasilkan getaran pada titik tertentu di membran
basilaris. Teori tempat hanya menjelaskan bunyi berfrekuensi tinggi , tidak
dengan bunyi berfrekuensi rendah. Bunyi dengan frekuensi tinggi merangsang area
di membran basialiaris. Sedangkan, bunyi dengan frekuensi rendah dapat
menyebabkan bagian membran bailiaris yang luas bergerak. Berakibat sulit untuk
menentukan tempat yang maksimal.
Teori Frekuensi
Teori ini menyatakan
bahwa suatu persepsi tentang frekuensi
bunyi tergantung dengan seberapa sering saraf(auditori) pendengaran
mengeluarkan sinyal. Bunyi dengan frekuensi tinggi dapat menyebabkan
saraf(auditori) pendengaran mengeluarkan sinyal yang lebih sering diabndingkan
bunyi dengan frekuensi rendah. Keterbatasan dari teori ini adalah satu neuron
mempunyai tingkat pengeluaran sinyal maksaimal 1.000 kali/detik. Karenanya,
teori frekuensi pun tidak bisa diaplikasikan pada nada dengan frekuensi yang
mewajibkan neuron aktif melebihi batas yang dimilikinya. Untuk mengatasi
keterbatasan dari teori ini, terdapat prinsip rentetan yang menyatakan bahwa
kelompok sel saraf dapat mengeluarkan impuls saraf dalam urutan yang sangat
cepat, menghasilkan impuls seperti rentetan tembakan. Satu neuron memiliki
baasan dalam mengeluarkan impuls namun apanila neuron-neuron dapat bekerja sama
dengan yangt lain dan bergantian, maka akan fdapat mencapai frekuensi melebihi
batasnya. Teori frekuensi mampu menjelaskan dengan baik persepsi suara dibawah
1.00 kali perdetik , sedangkan kombinasi dari dua teori diatas dapat untuk
menjelaskan bunyi diatas 1.000 kali/detik.(laura,king).
Pain
(Rasa Sakit)
Setiap orang
mengalami rasa sakit. Kaki terjepit, jari tergores bahkan terpotong, terplintir dan kecelakan lainya
yang membuat angota tubuh atau lebih tepatnya kulit, kulit kita berdarah dan
merasakan sakit.meskipun tidak menyenangkan merasakan sakit, namun sebenarnya
rasa sakit itu berguna untuk memberikan tanda pada kita sesuatu yang buruk
telah terjadi pada anggota tubuh kita dan memerlukan perhatian.
Apakah sistem saraf
yang mendasari terjadinya pengalaman mengenai rasa sakit ini?
Ujung saraf bebas di seluruh tubuh berfungsi
sebagai nocioceptors, reseptor untuk rangsangan yang dialami sebagai
menyakitkan. Pesan saraf dari nocioreceptors ditransmisikan ke otak sepanjang
dua jalur saraf yang berbeda yang cepat dan jalur saraf lambat. Ini kenapa kita
sering megalami “sakit pertama dan sakit yang kedua”(melzack & wall 1983).
sakit yang pertama sensainya terasa jelas,
kita tidak merasakan sakt yang berlebihan, tapi hal ini memberitahu kita
bahwa bagian dari tubuh kita telahtersakiti dan cedera telah terjadi. Sakit
yang kedua bersifat lebih panjang, rasa saki atau nyeri yang bertahan lama yang
menyakitkan dalam arti emosional. Seperti ketika kita melukai jari dengan
pisau, ada sensasi yang mengatakan pada kita bahwa kita telah dipotong atau
dilukai dan dimana itu terjadi, kemudian diikuti oleh rasa sakit atau nyeri
yang berkepanjangan. Sensai pertama membuat kita menjatuhkan pisau dan memegang
jari, sensasi yang kedua membuat kita ingin lompat dari atas ke bawah dan
berteriak-teriak kesakitan (Lahey).
Ada 2 alasan mengapa terjadi pemisahan sensasi, rasa sakit pertam dan kedua
yang kita alami. Pertama, dua sensasi berjalan pada jalur saraf berbeda, yang
memiliki kecepatan transmisi yang berbeda. Neuron jalur cepat lebih tebal dan
dilapisi myelin, yang mempercepat transmisi. Neuron jalur lambat sebaliknya,
lebih kecil lebih lambat, neuron tidak dilapisi myelin. Alasan kedua, adalah
ketika kita mengalami nyeri yang pertama dan kedua, ada 2 jalur saraf berjalan
di
Gerbang Nyeri.
Tidak ada hubungan langsung antara
stimulus (rangsangan) dan rasa sakit yang dialami. Bahkan dalam keadaan
tertentu rasa sakit yang dialami bisa ditahan. Contohnya, seorang pemain bola
tidak merasakan rasa sakit sampai permainan selesai. Reseptor nyeri mengirimkan
pesan nyeri selama permainan, tetapi tidak secara penuh diproses oleh otak
sampai pemain tidak lagi berkonsentrasi pada permainan. Tanda-tanda nyeri
diatur dalam 3 bagian pada sistem saraf: batang otak, sumsum tulang belakang,
dan dalam reseptor nyeri sel saraf perifer.
1.
Pengaturan
Rasa Nyeri pada Batang Otak.
Seluruh
pesan nyeri dari nyeri pada jaringan tubuh menuju otak akan melewati batang
otak. Serabut saraf pada rasa nyeri akan melewati “gerbang nyeri” yang bisa
“terbuka” ataupun “tertutup”. Artinya, gerbang nyeri membuat kita menjadi lebih
atau kurang sensitif pada rangsangan dari rasa nyeri. Gerbang nyeri bisa
dipengaruhi untuk lebih memperlambat transmisi saraf rasa nyeri yang lambat
selama disepanjang jalur menuju sistem limbik. Ketika rasa nyeri sudah
diterima, misalanya memar pada kaki, gerbang nyeri akan peka dan mengirimkan
rasa nyeri yang lambat dengan lebih
mudah. Ini karena neuropeptida yang terlibat dalam mengirim rasa nyeri yang
lambat, misalnya zat p (untuk nyeri), terkadang hanyan dengan berdekatan dengan
batang otak yang tidak membawa pesan nyeri, menyebabkan rasa sakit itu
dirasakan juga.
Untungnya,
gerbang nyeri bisa “ditutup” sehingga mengurangi rasa nyeri ke sistem limbik.
Contohnya, meletakkan kaki ke dalam air hangat dapat membantu mengurangi rasa
sakit. Demikian juga, jika kita mencicipi yang manis dan aroma yang manis,
dapat mengurangi rasa nyeri. Bahkan jika melihat bagian yang sakit di cermin, itu
dapat mengurangi rasa nyeri dengan penutupan pada gerbang nyeri.
Beberapa
obat pengilang rasa sakit, bekerja menggandakan efek dari endorfin dalam
memperlambat saraf yang nyeri. Endorfin mungkin bisa mnejelaskan mengapa
akupuntur berhasil pada beberapa individu. Rasa sakit sering dapat dikurangi
dengan prosedur ini. Jarum dimasukan pada titik-titik khusus di kulit dan
kemudian dililit atau dipanaskan. Ada keraguan yang muncul ketika orang yang
menjalani akunputur akan mengurangi rasa nyeri. Kemungkinan jarum tidak
langsung menstimulasi endorfin yang memblokir gerbang nyeri. Untuk menguji
hipotesis ini, obat naxolone, yang memblok tindakan endorfin, diberikan kepada
orang-orang yang menjalani akupuntur. Sementara pemblokiran obat endorfin
aktif, orang yang menerima akupuntur dapat menutup gerbang nyeri dengan
merangsang endorfin.
2.
Pengaturan
Rasa Nyeri pada Sumsum Tulang Belakang.
Beberapa
sel glial mengelilingi kesenjangan sinaptik dan pengaruh kemungkinan bahwa
sinyal saraf akan menyebrangi jurang. Salah satu fungsi sel-sel glial adalah
untuk mengatur transmisi sinyal rasa sakit dengan ini. Sebagai contoh, sel
glial meningkatkan transmisi sinyal ketika virus infeksi bakteri yang ada di
tubuh (penyebab anda flu). Selain itu, beberapa neurotransmiter menyebabkan sel
glial meningkatkan transmisi sinyal rasa sakit, meningkatkan kemungkinan bahwa
stres dapat mempengaruhi sensasi rasa sakit dengan cara ini.
3.
Reseptor
Nyeri Sel Saraf Perifer.
Jika
kamu pernah mengalami luka akibat potongan, perhatikan bahwa jika bagian
disekitar luka tersentuh sedikit saja maka akan terasa sakit sekali. Peradangan
(pembengkakan) di sekitar luka akan terjadi jika hanya dengan sedikit sentuhan
akan terasa menyakitkan sekali. Hal ini terjadi dalam 2 cara: 1. Rasa nyeri
pada jaringan bagian tubuh yang luka akan menjadi sangat sensitive, sehingga
saat daerah sekitarnya tersentuh rasanya sudah seperti terbakar. 2. Melepaskan
zat p disekitar luka yang berperan memberikan rasa nyeri ketika disentuh.
Biasanya ini bisa membalikkan keadaan, bisa menjadi sembuh atau malah menjadi
luka. Dan untuk orang terkena infeksi atau penyakit inflamasi kronis lain hal
ini akan membuat semakin parah.
Tungkai Khayalan
Kejadian ini terjadi pada orang yang
mengalami amputasi pada bagian lengan atau kaki, dimana mereka merasa hanya
kehilangan lengan atau kakinya tetapi lengan dan kakinya itu masih ada. Pada
mereka yang kehilangan lengan, misalnya, lengan mereka seolah-oleh tergantung
ketika mereka sedang duduk, dan sedang berayun seiring mereka sedang berjalan.
Tungkai khayalan yang dialami ini bukan sebagai memori lengan yang hilang
tetapi sebagai sensasi yang jelas dan realistis bahwa yang lengan hilang
benar-benar ada. Untungnya, hal ini bisa membaik seiring berjalannya waktu.
Bagaimana mungkin ini terjadi? Tim penelitian dari Jerman dan AS memberikan
jawaban: ketika sensorik dan saraf yang sakit dari bagian tubuh yang telah
dipotong, area somatosensori korteks yang disajikan pada bagian tubuh menjadi
peka terhadap masukan dari bagian-bagian tubuh yang mengaktifkan dekat bagian
korteks somatosensori. Contohnya, pada wanita yang lengan kirinya telah
diamputasi, bagian dari korteks somatosensori yang dilayani lengan kirinya
mungkin mulai menerima masukan dari wajahnya. Selain itu, memotong saraf sensor
dari satu bagian tubuh cenderung mengurangi efisiensi gerbang nyeri. Hal ini
menunjukkan bahwa tungkai khayalan yang menganggap lengannya hilang mungkin
datang dari iritasi ringan yang menghadapi bisa melewati gerbang nyeri dan
menganggap rasa sakit itu sebagai lengan yang hilang, karena pesan saraf
merangsang bagian korteks yang digunakan untuk melayani masukan dari lengan.
Pengalaman tungkai khayalan adalah ilustrasi tentang fakta bahwa kita sadar
pengalaman tidak selalu langsung dan dan menyampaian sederhana mengenai
informasi sensorik yang mencapai otak.
INDRA KIMIA: RASA DAN AROMA
KEHIDUPAN.
Rasa.
Kita
dapat merasakan makanan dan hal lainnya karena adanya 10,000 selera pada lidah
kita. Mereka disebut sel-sel perasa. Sel perasa ini sangat sensitive terhadap
bahan kimia yang terdapat pada makanan dan minuman kita. Selera akan berkumpul
menjadi satu dan menjadi benjolan, disebut papilla, yang dapat dengan mudah
kita lihat di lidah.
Secara
koletif, selera menanggapi ribuan bahan kimia, tapi semua sensasi rasa kita,
hasil dari stimulasi kombinasi yang berbeda dari jumlah yang kecil berbagai
jenis reseptor rasa, yang paling responsif hanya satu kelas masing-masing bahan
kimia. Ada selera yang merespon terutama untuk bahan kimia yang menimbulkan
sensasi rasa manis (sebagian besar gula), rasa asam (kebanyakan asam), rasa
asin (kebanyakan garam), dan kepahitan (dalam menanggapi berbagai bahan kimia
yang memiliki nilai makanan atau beracun). Selain itu, ada bukti bahwa ada 5
jenis tipe selera, yang menimbulkan sensasi kegemukan dalam menanggapi lemak.
Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa ada jenis lain dari selera yang menimbulkan
sensasi yang disebut umami (kaldu daging, keju dan jamur), tapi ini telah
ditunjukkan untuk timbul dari selera yang sama menimbulkan sensasi rasa manis.
Menariknya, selera yang paling
sensitif untuk kelima kelas kimia bahkan tidak tersebar di seluruh lidah.
Mereka dikelompokkan bersama dalam bagian yang berbeda dari lidah. Ini artinya
perbedaan bagian dari lidah yang sensitif untuk rasa yang berbeda. Kita
biasanya tidak menyadari hal ini, karena perbedaan kesensitifan tidak bagus dan
karena makanan kita biasanya mencapai seluruh bagian dari lidah selama proses mengunyah berlangsung. Tapi,
jika kamu pernah menelan pil yang benar-benar pahit, coba tempatkan pil itu
tepat di tengah lidah, dimana tidak ada reseptor rasa sama sekali.
Kita kehilangan selera kita
berjalannya usia, terutama lebih dari 45 tahun. Bayi mempunyai banyak sekali
selera dan sangat sensitife, dimana orang dewasa yang lebih tua kurang sensitif
untuk bahan kimia yang dapat membangkitkan rasa sensasi.
Pandangan kita terhadap makanan juga
termasuk sensasi dari permukaan kulit lidah dan mulut: menyentuh (tekstur
makanan dan ketebalan), suhu (rasa kopi dingin sangat berbeda dengan kopi
panas), and sakit. Pemandangan dan bau makanan juga mempengaruhi persepsi kita
terhadap makanan.
Bau.
Bahan
kimia di udara yang kita hirup melewati reseptor penciuman dalam perjalanan
mereka menuju paru-paru. Sel reseptor terletak di lembar yang berukuran sangat
tipis, berlapis lendir dibagian atas rongga hidung yang disebut epitel
penciuman. Sampai saat ini, para ilmuwan percaya kita bisa mencium bau hanya
dengan jumlah terbatas utama bau. Ada ratusan, mungkin ribuan, dari reseptor
berbeda mendeteksi banyaknya bahan kimia yang berbeda dalam udara yang kita
hirup.
Menariknya, mendekati semua bahan
kimia yang manusia bisa deteksi sebagai bau adalah senyawa organik, artinya
mereka datang dari makhluk hidup. Sebaliknya, kita dapat mencium sedikit dari senyawa
organik, seperti batu dan pasir. Dengan demikian, hidung kita adalah alat yang
berguna untuk merasakan kualitas tumbuhan dan hewan, diperlukan, antara lain,
untuk membedakan antara hal-hal yang beracun dan dimakan.
Indra penciuman penting dalam dan
dari dirinya sendiri, tentu saja, terkadang membawa pesan dari manisnya parfum
ke otak dan di lain waktu memberi peringatan bahaya dari bau busuk. Tapi
distribusi indra penciuman kepada indra perasa sangat baik. Bukan hanya ketika
kita mencium bau makanan melewati bawah hidung kita dalam perjalanan ke mulut
kita, tetapi juga bau makanan tersebut akan naik ke rongga hidung saat kita
mengunyah. Kita biasanya tidak menyadari dampak mencium dengan indra perasa,
sampai kepala mejadi dingin dan membuat segalanya terasa seperti pasta.
Kontribusi dari bau untuk merasakan adalah penting karena dari kepekaan yang
lebih besar dari indera penciuman. Hidung bisa mendeteksi aroma pai ceri di
udara ialah 1/25,000th dari jumlah yang diperlukan untuk selera
untuk diidentifikasi.
Feromon Deteksi.
Ada bukti yang berkembang bahwa rasa
kimia tambahan memainkan peran pernting dalam regulasi reproduksi perilaku
dalam banyak spesies, termasuk manusia. Banyak mamalia memiliki reseptor untuk
mendeteksi bahan kimia yang dikenal sebagai feromon. Feromon dikeluarkan
melalui keringat, air liur, urin dari satu binatang yang dirasakan reseptor
kimia. Sel reseptor feromon mengirim pesan saraf ke beberapa bagian otak,
termasuk hipotalamus, yang merangsang pelepasan hormon seks, memulai beberapa
ovulasi pada beberapa spesies bukan manusia, dan pengaruh motivasi seksual dan
perilaku.
Ada bukti bahwa ketika wanita
menghirup adrostadienone, hormon seks laki-laki ditemukan dalam konsentrasi
tinggi pada kulit, perhatian mereka bergeser ke rangsangan emosi-relevan,
seperti ekspresi wajah bahkan ketika perempuan tidak menyadari hormon. Juga ada bukti bahwa bau bahan kimia dalam
air susu ibu meningkatkan motivasi seksual dan fantasi seksual wanita. Ketika
wanita memakai kaos yang beraromakan pria dipakai oleh wanita yang subur
(berovulasi) mereka mengalami peningkatan testosteron yang lebih besar daripada
ketika wanita yang mengenakan t-shirt tidak berovulasi. Jadi ketika kita
mengatakan bahwa daya tarik seksual sebagian didasarkan pada "kimia",
mungkin pendapat kami benar. Kimia feromon mungkin menjadi bagian dari daya
tarik seksual.
Selain
itu, ada penilitian telah menemukan feromon yang mempengaruhi siklus reproduksi
perempuan. Telah dikenal untuk beberapa waktu bahwa perempuan yang hidup
bersama, seperti di barak militer, segera menemukan bahwa mereka di sama diatur
siklus menstruasinya. Keringat yang dikumpulkan dari perempuan pada waktu yang
berbeda dalam siklus menstruasi dan mengidentifikasi setidaknya dua feromon
yang berbeda. Ketika perempuan lain dihirup keringat yang dikumpulkan selama
fase awal siklus haid, hormon pelutein disekresikan oleh kebanyakan jika
perempuan, dan mereka menstruasi siklus ketika dipercepat. Ketika keringat yang
dikumpulkan selama tahap-tahap siklus menstruasi dihirup oleh wanita-wanita
lain, itu memiliki efek sebaliknya. Karena feromon ini tidak memiliki bau, dan
karena reseptor untuk feromon mengirim pesan mereka ke subkortikal struktur
daripada ke korteks, perempuan tidak secara sadar menyadarinya pengaruh mereka.
DAFTAR ISTILAH
Istilah
|
Pengertian
|
1. Sensation
2. Stimulus
3. transduction.
4. Sensory adaptation
5. Electromagnetic radiation
6. Iris
7. Ciliary Muscles
8. Pinna
9. Nocioceptor
10. Gustation
|
Proses menerima informasi
dari dunia luar, mengartikannya, dan mengirim ke otak.
Apapun yang dapat
membangkitkan receptor cells
Penerjemahan dari satu bentuk
energi ke yang lain
Melemahnya jumlah sensasi
yang dihasilkan dari perpanjangan stimulus.
Bentuk energi yang mengandung
elektrisitas, gelombang radio, dan X-ray yang merupakan bagian cahaya yang
tampak
Bagian mata yang berwarna di
belakang cornea yang mengatur jumlah cahaya yang masuk
Otot di mata yang mengatur
bentuk lensa
Bagian eksternal telinga
Reseptor untuk stimulus yang
menggambarkan rasa sakit
Sensasi pengecapan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar