Senin, 23 Juni 2014

Sensation

SENSATION: RECEIVING MESSAGES ABOUT THE WORLD

            Kita menyadari bahwa kita menyadari dunia luar dan dunia di dalam diri kita, karena kita memiliki sejumlah organ sense yang mampu menerima pesan. Sense organs bekerja melalui sensory receptor cells, yang menerima bentuk energi dari luar (cahaya, getaran, panas) dan mengartikannya ke neural impulse yang bisa mengirimkan ke otak untuk diinterpretasikan. Proses menerima informasi dari dunia luar, mengartikannya, dan mengirim ke otak disebut dengan sensation. Proses menginterpretasikan informasi dan membentuk images pada dunia, disebut perception.

Stimuli: What Messages Can be Received?
            Konsep kuncinya adalah stimulus, yang mengacu pada beberapa aspek dari dunia luar yang dengan langsung mempengaruhi perilaku atau pengalaman sadar kita. Apapun yang dapat membangkitkan receptor cells bisa disebut stimulus. Bahkan bagian internal dari diri kita juga dapat disebut stimulus.

Transduction: Translating Messages for the Brain
            Energi dari stimulus tidak dapat secara langsung ke otak. Untuk menggunakan otak, pesan sensori harus diartikan ke impuls saraf hingga otak mengerti. Penerjemahan dari satu bentuk energi ke yang lain disebut transduction.
            Sense organs  men-transduksi energi sensori ke energi saraf. Hal ini dilakukan di dalam sense organ melalui sensory receptor cell, yang merupakan saraf khusus yang dibangkitkan oleh berbagai macam energi sensori yang spesifik, dan mengeluarkan impuls saraf dari axon. Sel reseptor mengeluarkan impuls saraf yang sudah dikodifikasikan yang membawa pesan sensori yang sudah di-transduksi ke salah satu area sensori di otak. Kemudian masing-masing sense organ (mata, hidung, dll) membuat cara khusus untuk membuka receptor cell ke energi sensori dan membantu mereka men-transduksikannya menjadi saraf impuls. Pusat setiap sense organ, adalah receptor cell yang melakukan transduction.
            Kita hanya bisa sadar akan stimulus, hanya jika kita memiliki receptor cell yang dapat men-transduksikannya.

Sensory Limits: How Strong Must Messages Be?
            Ketika kita memiliki receptor cell yang dapat men-transduksikan berbagai pesan sensori, tidak semua pesan akan cukup kuat untuk dideteksi. Istilah treshold mengacu pada batas yang lebih rendah pada pengalaman sensori. Ada dua macam treshold (a) absoulute treshold: jarak/tingkatan paling kecil dari stimulus yang dapat dideteksi dan (b) difference threshold: perbedaan paling kecil antara dua stimulus yang dapat dideteksi.

Sensory Adaptation
Sensitivitas individu terhadap stimulus berbeda dari waktu ke waktu. Alasannya karena kelelahan atau inatensi. Tapi sensory adaptation merupakan salah satu penyebab yang umum. Sensory adaptation ialah melemahnya jumlah sensasi yang dihasilkan dari perpanjangan stimulus. Saat stimulus secara terus menerus ditampilkan atau diulang dalam jarak yang pendek, sensasi yang jumlahnya sama pada energi sensori menjadi lebih lemah, karena receptor cell menjadi lelah.

Psychophysics
            Psychophysics merupakan karya khusus dari psikologi yang mempelajari keterbatasan sensori, adaptasi sensori, dan topik-topik yang berhubungan. Karena pengetahuan kita pada dunia luar terbatas pada sensasi yang kita rasakan, kita perlu mengerti pada situasi seperti apa sensasi kita tidak secara langsung merefleksikan sifat fisik dari suatu stimulus (figur 4.2)

VISIONS: YOUR HUMAN CAMERA
            George Wald (1950) menuliskan sebuah paper penting perbandingan antara mata dan kamera. Mata dan kamera menggunakan instrumen yang menggunakan lensa untuk fokus pada cahaya, sehingga permukaan sensitivitas cahaya pada gambar tercatat.

Light: What is it?
            Cahaya adalah satu bagian kecil pada bentuk energi yang dikenal sebagai electromagnetic radiation yang mana juga termasuk gelombang radio dan x-ray. Hanya bagian kecil dari radiasi ini yang tampak. Dimana sense kita dapat men-trandsduksi kan hanya bagian kecil dari electromagnetic radiation. Kita dapat berfikir bahwa cahaya disusun oleh gelombang yang beragam dalam frekuensi dan intensitas. Kedua sifat gelombang cahaya memberikan kita banyak informasi mengenai penglihatan.
            Intensitas gelombang cahaya sebagian besar menentukan kecerahan sensasi visual. Jika cahaya yang direfleksikan oleh apel yang diterangi oleh sebatang lilin dengan intensitas yang rendah, jadi kita melihat merah nya apel sebagai sensori yang suram daripada cerah. Wavelength pada cahaya sebagian besar menentukan hue (corak warna) yang kita lihat, dimana  gelombang cahaya yang berbeda dari wavelength dilihat sebagai warna yang berbeda. Dimana definisi wavelength yaitu frekuensi gelombang cahaya yang ditentukan oleh hue (corak warna) yang kita terima. Tapi kebanyakan gelombang cahaya tidak dibuat oleh satu wavelength dan oleh karena itu tidak dapat dilihat sebagai hue (corak warna) yang murni. Mereka diciptakan oleh gelombang cahaya daripada wavelength. Semakin terang wavelength, semakin sedikit saturasi (hue).

The Eye: How does it Work?
            Mata adalah bulatan yang hampir sempurna yang terdiri dari dua ruangan yang dipenuhi cairan. Cahaya datang melalui kornea menuju kamar pertama. Di belakang kamar ini, iris yang berwarna terbuka dan tertutup mengatur berapa banyak cahaya yang masuk melalui pupil ke dalam lensa. Lensa berpegang dan terikat pada otot ciliary. Otot ini memfokuskan gambar dengan mengontrol ketebalan lensa. Jadi gambar yang bersih, jatuh di atas cahaya sensitif retina, di belakang kamar kedua. Saat otot ciliary tidak berkontraksi, tekanan pada ikatan merenggang dan lensa menjadi rata. Saat otot ciliary berkontraksi, hal itu mengurangi tekanan pada ikatan, dan lensa menebal. Lensa harus menebal agar fokus terhadap objek, itulah mengapa membaca dalam waktu yang lama , yang melibatkan kontraksi yang panjang pada otot ciliary, membuat mata merasa lelah.
            Dalam urusan transduksi gelombang cahaya, dibawa oleh retina melalui 2 tipe sel bernama rod dan cone (karena bentuknya). Cones jauh lebih sedikit daripada rods. Sekitar 6 juta cones dibandingkan dengan 125 jutarods pada setiap mata. Cones terkontraksi di pusat retina, dengan konsentrasi penuh pada titik pusat yang disebut fovea. Fovea adalah titik pusat retina yang mengandung konsentrasi terbesar dari cones. Dalam pencahayaan yang baik, visual acuity (kejernihan dan ketajaman penglihatan) menghasilkan gambar yang terbaik yang berfokus secara langsung pada fovea, sebagian besar karena konsentrasi tinggi dari cones.
            Rodes berada di sepanjang retina, kecuali di tengah (fovea). Peran rodes berbeda dari cones disebabkan oleh empat hal: yang pertama, karena lokasinya, maka sebagian rods bertanggung jawab terhadap penglihatan peripheral, penglihatan pada bagian atas, bawah, dan samping. Dimana cones memainkan sedikit peran pada aspek melihat ini. Kedua, rods ratusan kali lebih sensitif pada cahaya daripada cones. Ini berarti rods memainkan permainan yang jauh lebih penting dalam melihat cahaya yang suram dibandingkan cones. Ketiga, rods  menghasilkan gambar yang dilihat dengan sedikit ketajaman berpikir visual dibandingkan cones. Sebagian besar karena saraf terpenting dari beberapa rods seringbertemu, jadi impuls dikirim ke otak melalui satu serabut syaraf. Secara kontras, cones umumnya mengirim pesan mereka ke otak sepanjang saraf yang terpisah, memberikan otak informasi yang lebih teliti tentang lokasi pada stimulasi retina (figure 4.4).
            Perbedaan yang keempat antara rods dan cones adalah fokus pada penglihatan warna. Kedua tipe respon reseptor ke variasi pada terang dan gelap. Tapi hanya ada satu cone  yang dapat mengkodekan informasi mengenai warna. Karena rods tidak mendeteksi warna, dan karena cones hanya dapat merespon pada cahaya terang, kita hanya dapat melihat bentuk yang tidak jelas pada warna hitam, dan warna abu-abu pada ruangan yang hampir gelap.
            Akankah kamu terkejut bahwa kamu sebagian buta pada setiap mata? Titik di dekat pusat retina dimana saraf optik berdempet, tidak mengandung rods dan cones. Karena ada penerimaan visual pada titik ini, yang dikenal dengan blind spot. Kita tidak sadar pada blind spot ini, karena kita mengisi informasi yang hilang selama proses melihat dengan menggunakan informasi yang datang dari bagian lain retina.
            Pesan yang dikodekan dari rods dan cones diproses pada jalan awal di dalam neuron retina dan kemudian dikirim ke area visual pada occipital lobe pada cerebral cortex untuk diiterpretasikan. Pada figur 4.6, stimulus di bagian kanan, jatuh pada bagian kiri di setiap mata. Informasi dari penglihatan kanan di kedua mata dikirim ke area penglihatan dalam occipital lobe pada hemisphere visual sebelah kiri, setelah saraf optik melintang pada optic chiasm di dalam otak. Informasi dari stimulus bagian kiri kita, jatuh pada sisi kanan setiap mata dan dikirim ke area visual di cerebral hemisphere sebelah kanan.


Adaptasi Gelap dan Terang
Ketika Anda berjalan memasuki ruangan bioskop yang gelap dari siang yang terang, Anda akan “buta” sesaat, mata Anda hanya dapat melihat samar-samar. Sekitar 5 menit, penglihatan Anda di ruang yang gelap akan meningkat, pada 25 menit berikutnya secara perlahan Anda akan melihat dengan sangat jelas. Ketika Anda keluar dari gedung bioskop, Anda akan mengalami hal yang berlawanan. Cahaya terang akan “membutakan” Anda. Anda akan menyipitkan mata dan mengahalau cahaya, tetapi beberapa saat kemudian Anda akan dapat melihat secara normal kembali.
Fenomena ini disebut dengan adaptasi gelap dan adaptasi terang. Ini yang terjadi pada retina ketika adaptasi gelap. Di ruang yang terang sel tabung dan sel kerucut sering digunakan, sehingga tidak terlalu sensitif. Ketika kita memasuki kegelapan, sel tabung dan sel kerucut tidak cukup sensitif untuk dirangsang oleh intensitas cahaya yang rendah. Kegiatan ini membuat reseptor “beristirahat”, sehingga sel tabung dan kerucut mulai mendapatkan sensitivitas dengan memasok bahan kimia yang dikeluarkan oleh cahaya yang terang. Pada adaptasi terang, mata yang berada di tempat yang gelap dalam waktu yang cukup lama akan menjadi peka terhadap cahaya. Ketika kita melihat cahaya yang sangat terang secara tiba-tiba, sel tabung dan kerucut dirangsang sangat responsif, melebihi daerah penglihatan kita, sehingga kita merasa silau. Untungnya, proses ini hanya berlangsung sekitar satu menit.

Penglihatan Warna
Warna adalah pola dari respons saraf, dan bukan panjang gelombang itu sendiri yang mengasilkan penglihatan warna (Solomon & Lennie, 2007; Vanni et al, 2006). Penelitian psikologis tentang penglihatan warna menghasilkan dua teori.

Teori Trikromatis (trichromatic theory) menyatakan bahwa persepsi warna dihasilkan oleh reseptor merah, hijau, dan biru pada retina yang secara khusus sensitif tetapi bertumpang tindih terhadap rentang panjang gelombang tertentu. Teori trikromatis mengenai penglihatan diajukan oleh Thomas Young pada awal tahun 1800 dan dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz. Teori ini didasari bahwa warna dapat dibuat dengan kombinasi yang berbeda dari cahaya merah, biru, dan hijau pada satu tempat. Penglihatan warna adalah hal yang sangat menarik dan rumit.
       Ilmuwan lain menunjukkan bahwa teori trikomatis tidak bisa menjelaskan tentang pascacitraan (afterimages). Salah satu contoh pascacitraan terjadi ketika menatap layar komputer seharian dapat  menyebabkan objek yang berwarna putih di dinding terlihat kemerahan. Hal yang sama dapat terjadi pada keempat warna komplementer.
        Teori proses berlawanan (opponent-process theory) menyatakan bahwa sel dalam sistem visual merespons pada warna merah-hijau dan kuning-biru, sel tertentu dapat diaktifkan oleh merah dan dihambat oleh hijau, sedangkan sel lain dapat diaktifkan oleh kuning dan dihambat sel biru. Jika Anda menatap merah, sebagai contoh, sistem merah-hijau Anda akan “lelah”, dan ketika Anda mengalihkan pandangan, sistem ini memulihkan diri, sehingga Anda merasakan pascacitraan hijau. Jika Anda menggabungkan warna berlawanan dengan jumlah yang sama, seperti biru dan kuning, Anda akan melihat warna abu-abu.

Buta Warna (color blindness)
Buta warna total adalah sebuah kejadian yang jarang terjadi, buta warna parsial mempengaruhi 8% pria dan 1% wanita. Kebanyakan buta warna parsial susah membedakan diantara dua warna. Biasanya mereka tidak dapat membedakan antara merah dan hijau, tetapi mereka melihat kuning dan biru secara normal. Di kasus lain, mereka tidak dapat membedakan kuning dari biru.
       Buta warna merah-hijau disebabkan oleh penyakit genetic karena tidak adanya pigmen pada sel kerucut yang dapat merespon panjang gelombang dari cahaya merah atau hijau. Kebutaan kuning-biru adalah hasil dari adanya pigmen biru di dalam sel kerucut. Adanya pigmen biru ini merespon ke cahaya di rentang biru dari panjang gelombang yang memberikan informasi tidak lengkap ke prosesor.

SISTEM PENDENGARAN MANUSIA

Telinga
Stuktur dan Fungsi Telinga
Seperti yang kita ketahui, telinga sebagai alat indera yang dimiliki manusia, sangatlah penting karna dapat berfungsi sebagai alat pendengaran manusia, yang sama pentingnya dengan penglihatan kita.telinga berfungsi untuk memancarkan versi suara dengan tingkat akurasi yang tingi dari dunia luar kepada otak untuk dianalilis dan diinterpretasikan. Seperti halnya gambar yang harus fokus tingkat kejelasan dan kecerahanya begitu juga dengan suara harus disalurkan dengan cara yang tepat untuk dapat mempertahankan informasi mengenai lokasi frekuensi yang dapat membantu kita membedakan berbagai suara-suara, dan timbre yang dapat membantu kita  mengenali suara yang kita dengar.

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
  1. Telinga luar
Telinga Luar adalah bagian terluar dari telinga, Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorus ekstranus dan gendang telinga atau membran tipani. daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang  kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.

  1. Telinga tengah
Telinga tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3 tulang pendengaran yaitu, tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Mereka adalah tulang terkecil yang dimiliki manusia. Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.Pada saat ketiga dari tulang ini bergetar, tulang ini akan menyalurkan gelombang bunyi ke telinga bagian dalam.

3.      Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari, jendela oval, rumah siput dan membran basiliar yang berfungsi untuk mengubah bunyi menjadi impuls saraf dan mengirimnya ke otak. Tulang sangguardi terhubung pada membran jendela oval yang dapat menalurkan bunyi ke  koklea atau rumah siput. Koklea atau rumah siput adalah stuktur yang berbentuk seperti pipa yang penuh dengan cairan melengkung seperti rumah siput. Membran basilaris berada di dinding dalam rumah siput dan sepanjang dinding koklea. Setelah membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.  Sel rambut adalah receptor sensoris pada telinga .Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin  yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.(sumber laura king)

Bagaimana organ corti memberi pesan neuron pada otak?
Ada dua cara, yang pertama, gelombang suara oleh frekuensi yang distimulasi sel reseptor di tempat berbeda di sekitar organ korti. Gelomang frekuensi yang lebih tinggi menstimulasi organ yang dekat dengan oval window, gelombang frekuensi yang lebih rendah menstimulasi disekitar koklea(kecuali pada frekuensi yang sangat rendah).
Kedua, frekuensi gelombang suara dilipat gandakan seperti perluasan dalam frekuensi sinyal dikirim ke otak oleh auditory reseptor. Hanya pada frekuensi rendah setiap neuron dapat memberi sinyal pada saat frekuensi yang sama dengan gelombang suara. Pada frekuensi yang lebih tinggi, pengkodean frekuensi dicapai dengan penembakan impuls saraf  oleh kelompok berbeda dari neuron yang mencerminkan frekuensi gelombang.(sumber Benjamin B. lahey)

Teori Pendengaran terbagi menjadi dua, yaitu :
Teori Tempat
            Teori ini menyatakan bahwa tiap frekuensi dapat menghasilkan getaran pada titik tertentu di membran basilaris. Teori tempat hanya menjelaskan bunyi berfrekuensi tinggi , tidak dengan bunyi berfrekuensi rendah. Bunyi dengan frekuensi tinggi merangsang area di membran basialiaris. Sedangkan, bunyi dengan frekuensi rendah dapat menyebabkan bagian membran bailiaris yang luas bergerak. Berakibat sulit untuk menentukan tempat yang maksimal.

Teori Frekuensi
Teori ini menyatakan bahwa suatu persepsi tentang frekuensi  bunyi tergantung dengan seberapa sering saraf(auditori) pendengaran mengeluarkan sinyal. Bunyi dengan frekuensi tinggi dapat menyebabkan saraf(auditori) pendengaran mengeluarkan sinyal yang lebih sering diabndingkan bunyi dengan frekuensi rendah. Keterbatasan dari teori ini adalah satu neuron mempunyai tingkat pengeluaran sinyal maksaimal 1.000 kali/detik. Karenanya, teori frekuensi pun tidak bisa diaplikasikan pada nada dengan frekuensi yang mewajibkan neuron aktif melebihi batas yang dimilikinya. Untuk mengatasi keterbatasan dari teori ini, terdapat prinsip rentetan yang menyatakan bahwa kelompok sel saraf dapat mengeluarkan impuls saraf dalam urutan yang sangat cepat, menghasilkan impuls seperti rentetan tembakan. Satu neuron memiliki baasan dalam mengeluarkan impuls namun apanila neuron-neuron dapat bekerja sama dengan yangt lain dan bergantian, maka akan fdapat mencapai frekuensi melebihi batasnya. Teori frekuensi mampu menjelaskan dengan baik persepsi suara dibawah 1.00 kali perdetik , sedangkan kombinasi dari dua teori diatas dapat untuk menjelaskan bunyi diatas 1.000 kali/detik.(laura,king).

Pain (Rasa Sakit)
Setiap orang mengalami rasa sakit. Kaki terjepit, jari tergores bahkan terpotong, terplintir dan kecelakan lainya yang membuat angota tubuh atau lebih tepatnya kulit, kulit kita berdarah dan merasakan sakit.meskipun tidak menyenangkan merasakan sakit, namun sebenarnya rasa sakit itu berguna untuk memberikan tanda pada kita sesuatu yang buruk telah terjadi pada anggota tubuh kita dan memerlukan perhatian.
Apakah sistem saraf yang mendasari terjadinya pengalaman mengenai rasa sakit ini?
             Ujung saraf bebas di seluruh tubuh berfungsi sebagai nocioceptors, reseptor untuk rangsangan yang dialami sebagai menyakitkan. Pesan saraf dari nocioreceptors ditransmisikan ke otak sepanjang dua jalur saraf yang berbeda yang cepat dan jalur saraf lambat. Ini kenapa kita sering megalami “sakit pertama dan sakit yang kedua”(melzack & wall 1983). sakit yang pertama sensainya terasa jelas,  kita tidak merasakan sakt yang berlebihan, tapi hal ini memberitahu kita bahwa bagian dari tubuh kita telahtersakiti dan cedera telah terjadi. Sakit yang kedua bersifat lebih panjang, rasa saki atau nyeri yang bertahan lama yang menyakitkan dalam arti emosional. Seperti ketika kita melukai jari dengan pisau, ada sensasi yang mengatakan pada kita bahwa kita telah dipotong atau dilukai dan dimana itu terjadi, kemudian diikuti oleh rasa sakit atau nyeri yang berkepanjangan. Sensai pertama membuat kita menjatuhkan pisau dan memegang jari, sensasi yang kedua membuat kita ingin lompat dari atas ke bawah dan berteriak-teriak kesakitan (Lahey).

Ada 2 alasan mengapa terjadi pemisahan sensasi, rasa sakit pertam dan kedua yang kita alami. Pertama, dua sensasi berjalan pada jalur saraf berbeda, yang memiliki kecepatan transmisi yang berbeda. Neuron jalur cepat lebih tebal dan dilapisi myelin, yang mempercepat transmisi. Neuron jalur lambat sebaliknya, lebih kecil lebih lambat, neuron tidak dilapisi myelin. Alasan kedua, adalah ketika kita mengalami nyeri yang pertama dan kedua, ada 2 jalur saraf berjalan di

Gerbang Nyeri.
            Tidak ada hubungan langsung antara stimulus (rangsangan) dan rasa sakit yang dialami. Bahkan dalam keadaan tertentu rasa sakit yang dialami bisa ditahan. Contohnya, seorang pemain bola tidak merasakan rasa sakit sampai permainan selesai. Reseptor nyeri mengirimkan pesan nyeri selama permainan, tetapi tidak secara penuh diproses oleh otak sampai pemain tidak lagi berkonsentrasi pada permainan. Tanda-tanda nyeri diatur dalam 3 bagian pada sistem saraf: batang otak, sumsum tulang belakang, dan dalam reseptor nyeri sel saraf perifer.

1.      Pengaturan Rasa Nyeri pada Batang Otak.
Seluruh pesan nyeri dari nyeri pada jaringan tubuh menuju otak akan melewati batang otak. Serabut saraf pada rasa nyeri akan melewati “gerbang nyeri” yang bisa “terbuka” ataupun “tertutup”. Artinya, gerbang nyeri membuat kita menjadi lebih atau kurang sensitif pada rangsangan dari rasa nyeri. Gerbang nyeri bisa dipengaruhi untuk lebih memperlambat transmisi saraf rasa nyeri yang lambat selama disepanjang jalur menuju sistem limbik. Ketika rasa nyeri sudah diterima, misalanya memar pada kaki, gerbang nyeri akan peka dan mengirimkan rasa  nyeri yang lambat dengan lebih mudah. Ini karena neuropeptida yang terlibat dalam mengirim rasa nyeri yang lambat, misalnya zat p (untuk nyeri), terkadang hanyan dengan berdekatan dengan batang otak yang tidak membawa pesan nyeri, menyebabkan rasa sakit itu dirasakan juga.
Untungnya, gerbang nyeri bisa “ditutup” sehingga mengurangi rasa nyeri ke sistem limbik. Contohnya, meletakkan kaki ke dalam air hangat dapat membantu mengurangi rasa sakit. Demikian juga, jika kita mencicipi yang manis dan aroma yang manis, dapat mengurangi rasa nyeri. Bahkan jika melihat bagian yang sakit di cermin, itu dapat mengurangi rasa nyeri dengan penutupan pada gerbang nyeri.
Beberapa obat pengilang rasa sakit, bekerja menggandakan efek dari endorfin dalam memperlambat saraf yang nyeri. Endorfin mungkin bisa mnejelaskan mengapa akupuntur berhasil pada beberapa individu. Rasa sakit sering dapat dikurangi dengan prosedur ini. Jarum dimasukan pada titik-titik khusus di kulit dan kemudian dililit atau dipanaskan. Ada keraguan yang muncul ketika orang yang menjalani akunputur akan mengurangi rasa nyeri. Kemungkinan jarum tidak langsung menstimulasi endorfin yang memblokir gerbang nyeri. Untuk menguji hipotesis ini, obat naxolone, yang memblok tindakan endorfin, diberikan kepada orang-orang yang menjalani akupuntur. Sementara pemblokiran obat endorfin aktif, orang yang menerima akupuntur dapat menutup gerbang nyeri dengan merangsang endorfin.

2.      Pengaturan Rasa Nyeri pada Sumsum Tulang Belakang.
Beberapa sel glial mengelilingi kesenjangan sinaptik dan pengaruh kemungkinan bahwa sinyal saraf akan menyebrangi jurang. Salah satu fungsi sel-sel glial adalah untuk mengatur transmisi sinyal rasa sakit dengan ini. Sebagai contoh, sel glial meningkatkan transmisi sinyal ketika virus infeksi bakteri yang ada di tubuh (penyebab anda flu). Selain itu, beberapa neurotransmiter menyebabkan sel glial meningkatkan transmisi sinyal rasa sakit, meningkatkan kemungkinan bahwa stres dapat mempengaruhi sensasi rasa sakit dengan cara ini.

3.      Reseptor Nyeri Sel Saraf Perifer.
Jika kamu pernah mengalami luka akibat potongan, perhatikan bahwa jika bagian disekitar luka tersentuh sedikit saja maka akan terasa sakit sekali. Peradangan (pembengkakan) di sekitar luka akan terjadi jika hanya dengan sedikit sentuhan akan terasa menyakitkan sekali. Hal ini terjadi dalam 2 cara: 1. Rasa nyeri pada jaringan bagian tubuh yang luka akan menjadi sangat sensitive, sehingga saat daerah sekitarnya tersentuh rasanya sudah seperti terbakar. 2. Melepaskan zat p disekitar luka yang berperan memberikan rasa nyeri ketika disentuh. Biasanya ini bisa membalikkan keadaan, bisa menjadi sembuh atau malah menjadi luka. Dan untuk orang terkena infeksi atau penyakit inflamasi kronis lain hal ini akan membuat semakin parah.

Tungkai Khayalan
            Kejadian ini terjadi pada orang yang mengalami amputasi pada bagian lengan atau kaki, dimana mereka merasa hanya kehilangan lengan atau kakinya tetapi lengan dan kakinya itu masih ada. Pada mereka yang kehilangan lengan, misalnya, lengan mereka seolah-oleh tergantung ketika mereka sedang duduk, dan sedang berayun seiring mereka sedang berjalan. Tungkai khayalan yang dialami ini bukan sebagai memori lengan yang hilang tetapi sebagai sensasi yang jelas dan realistis bahwa yang lengan hilang benar-benar ada. Untungnya, hal ini bisa membaik seiring berjalannya waktu. Bagaimana mungkin ini terjadi? Tim penelitian dari Jerman dan AS memberikan jawaban: ketika sensorik dan saraf yang sakit dari bagian tubuh yang telah dipotong, area somatosensori korteks yang disajikan pada bagian tubuh menjadi peka terhadap masukan dari bagian-bagian tubuh yang mengaktifkan dekat bagian korteks somatosensori. Contohnya, pada wanita yang lengan kirinya telah diamputasi, bagian dari korteks somatosensori yang dilayani lengan kirinya mungkin mulai menerima masukan dari wajahnya. Selain itu, memotong saraf sensor dari satu bagian tubuh cenderung mengurangi efisiensi gerbang nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa tungkai khayalan yang menganggap lengannya hilang mungkin datang dari iritasi ringan yang menghadapi bisa melewati gerbang nyeri dan menganggap rasa sakit itu sebagai lengan yang hilang, karena pesan saraf merangsang bagian korteks yang digunakan untuk melayani masukan dari lengan. Pengalaman tungkai khayalan adalah ilustrasi tentang fakta bahwa kita sadar pengalaman tidak selalu langsung dan dan menyampaian sederhana mengenai informasi sensorik yang mencapai otak.





INDRA KIMIA: RASA DAN AROMA KEHIDUPAN.

Rasa.
Kita dapat merasakan makanan dan hal lainnya karena adanya 10,000 selera pada lidah kita. Mereka disebut sel-sel perasa. Sel perasa ini sangat sensitive terhadap bahan kimia yang terdapat pada makanan dan minuman kita. Selera akan berkumpul menjadi satu dan menjadi benjolan, disebut papilla, yang dapat dengan mudah kita lihat di lidah.
Secara koletif, selera menanggapi ribuan bahan kimia, tapi semua sensasi rasa kita, hasil dari stimulasi kombinasi yang berbeda dari jumlah yang kecil berbagai jenis reseptor rasa, yang paling responsif hanya satu kelas masing-masing bahan kimia. Ada selera yang merespon terutama untuk bahan kimia yang menimbulkan sensasi rasa manis (sebagian besar gula), rasa asam (kebanyakan asam), rasa asin (kebanyakan garam), dan kepahitan (dalam menanggapi berbagai bahan kimia yang memiliki nilai makanan atau beracun). Selain itu, ada bukti bahwa ada 5 jenis tipe selera, yang menimbulkan sensasi kegemukan dalam menanggapi lemak. Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa ada jenis lain dari selera yang menimbulkan sensasi yang disebut umami (kaldu daging, keju dan jamur), tapi ini telah ditunjukkan untuk timbul dari selera yang sama menimbulkan sensasi rasa manis.
            Menariknya, selera yang paling sensitif untuk kelima kelas kimia bahkan tidak tersebar di seluruh lidah. Mereka dikelompokkan bersama dalam bagian yang berbeda dari lidah. Ini artinya perbedaan bagian dari lidah yang sensitif untuk rasa yang berbeda. Kita biasanya tidak menyadari hal ini, karena perbedaan kesensitifan tidak bagus dan karena makanan kita biasanya mencapai seluruh bagian dari lidah  selama proses mengunyah berlangsung. Tapi, jika kamu pernah menelan pil yang benar-benar pahit, coba tempatkan pil itu tepat di tengah lidah, dimana tidak ada reseptor rasa sama sekali.
            Kita kehilangan selera kita berjalannya usia, terutama lebih dari 45 tahun. Bayi mempunyai banyak sekali selera dan sangat sensitife, dimana orang dewasa yang lebih tua kurang sensitif untuk bahan kimia yang dapat membangkitkan rasa sensasi.
            Pandangan kita terhadap makanan juga termasuk sensasi dari permukaan kulit lidah dan mulut: menyentuh (tekstur makanan dan ketebalan), suhu (rasa kopi dingin sangat berbeda dengan kopi panas), and sakit. Pemandangan dan bau makanan juga mempengaruhi persepsi kita terhadap makanan.

Bau.
Bahan kimia di udara yang kita hirup melewati reseptor penciuman dalam perjalanan mereka menuju paru-paru. Sel reseptor terletak di lembar yang berukuran sangat tipis, berlapis lendir dibagian atas rongga hidung yang disebut epitel penciuman. Sampai saat ini, para ilmuwan percaya kita bisa mencium bau hanya dengan jumlah terbatas utama bau. Ada ratusan, mungkin ribuan, dari reseptor berbeda mendeteksi banyaknya bahan kimia yang berbeda dalam udara yang kita hirup.
            Menariknya, mendekati semua bahan kimia yang manusia bisa deteksi sebagai bau adalah senyawa organik, artinya mereka datang dari makhluk hidup. Sebaliknya, kita dapat mencium sedikit dari senyawa organik, seperti batu dan pasir. Dengan demikian, hidung kita adalah alat yang berguna untuk merasakan kualitas tumbuhan dan hewan, diperlukan, antara lain, untuk membedakan antara hal-hal yang beracun dan dimakan.
            Indra penciuman penting dalam dan dari dirinya sendiri, tentu saja, terkadang membawa pesan dari manisnya parfum ke otak dan di lain waktu memberi peringatan bahaya dari bau busuk. Tapi distribusi indra penciuman kepada indra perasa sangat baik. Bukan hanya ketika kita mencium bau makanan melewati bawah hidung kita dalam perjalanan ke mulut kita, tetapi juga bau makanan tersebut akan naik ke rongga hidung saat kita mengunyah. Kita biasanya tidak menyadari dampak mencium dengan indra perasa, sampai kepala mejadi dingin dan membuat segalanya terasa seperti pasta. Kontribusi dari bau untuk merasakan adalah penting karena dari kepekaan yang lebih besar dari indera penciuman. Hidung bisa mendeteksi aroma pai ceri di udara ialah 1/25,000th dari jumlah yang diperlukan untuk selera untuk diidentifikasi.


Feromon Deteksi.
            Ada bukti yang berkembang bahwa rasa kimia tambahan memainkan peran pernting dalam regulasi reproduksi perilaku dalam banyak spesies, termasuk manusia. Banyak mamalia memiliki reseptor untuk mendeteksi bahan kimia yang dikenal sebagai feromon. Feromon dikeluarkan melalui keringat, air liur, urin dari satu binatang yang dirasakan reseptor kimia. Sel reseptor feromon mengirim pesan saraf ke beberapa bagian otak, termasuk hipotalamus, yang merangsang pelepasan hormon seks, memulai beberapa ovulasi pada beberapa spesies bukan manusia, dan pengaruh motivasi seksual dan perilaku.
            Ada bukti bahwa ketika wanita menghirup adrostadienone, hormon seks laki-laki ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada kulit, perhatian mereka bergeser ke rangsangan emosi-relevan, seperti ekspresi wajah bahkan ketika perempuan tidak menyadari hormon.  Juga ada bukti bahwa bau bahan kimia dalam air susu ibu meningkatkan motivasi seksual dan fantasi seksual wanita. Ketika wanita memakai kaos yang beraromakan pria dipakai oleh wanita yang subur (berovulasi) mereka mengalami peningkatan testosteron yang lebih besar daripada ketika wanita yang mengenakan t-shirt tidak berovulasi. Jadi ketika kita mengatakan bahwa daya tarik seksual sebagian didasarkan pada "kimia", mungkin pendapat kami benar. Kimia feromon mungkin menjadi bagian dari daya tarik seksual.
Selain itu, ada penilitian telah menemukan feromon yang mempengaruhi siklus reproduksi perempuan. Telah dikenal untuk beberapa waktu bahwa perempuan yang hidup bersama, seperti di barak militer, segera menemukan bahwa mereka di sama diatur siklus menstruasinya. Keringat yang dikumpulkan dari perempuan pada waktu yang berbeda dalam siklus menstruasi dan mengidentifikasi setidaknya dua feromon yang berbeda. Ketika perempuan lain dihirup keringat yang dikumpulkan selama fase awal siklus haid, hormon pelutein disekresikan oleh kebanyakan jika perempuan, dan mereka menstruasi siklus ketika dipercepat. Ketika keringat yang dikumpulkan selama tahap-tahap siklus menstruasi dihirup oleh wanita-wanita lain, itu memiliki efek sebaliknya. Karena feromon ini tidak memiliki bau, dan karena reseptor untuk feromon mengirim pesan mereka ke subkortikal struktur daripada ke korteks, perempuan tidak secara sadar menyadarinya pengaruh mereka.












DAFTAR ISTILAH

Istilah
Pengertian
1.      Sensation
                                               


2.      Stimulus


3.      transduction.


4.      Sensory adaptation


5.      Electromagnetic radiation






6.      Iris



7.      Ciliary Muscles

8.      Pinna

9.      Nocioceptor


10.  Gustation
Proses menerima informasi dari dunia luar, mengartikannya, dan mengirim ke otak.

Apapun yang dapat membangkitkan receptor cells

Penerjemahan dari satu bentuk energi ke yang lain

Melemahnya jumlah sensasi yang dihasilkan dari perpanjangan stimulus.

Bentuk energi yang mengandung elektrisitas, gelombang radio, dan X-ray yang merupakan bagian cahaya yang tampak

Bagian mata yang berwarna di belakang cornea yang mengatur jumlah cahaya yang masuk

Otot di mata yang mengatur bentuk lensa

Bagian eksternal telinga

Reseptor untuk stimulus yang menggambarkan rasa sakit

Sensasi pengecapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar