Assalamu’alaikum Wr. Wb. ^.^
Apa kabar teman-teman sekalian? Semoga kita masih di dalam lindungan
Allah SWT ^u^.
Kali ini saya akan membahas tentang Pedagogi dan Andragogi. Mungkin
buat sebagian teman-teman istilah ini masih sedikit asing. Tapi sebenarnya istilah
tersebut sangat dekat dengan kehdupan kita sehari-hari.
Pedagogi adalah ilmu atau seni
belajar anak-anak, proses pembalajarannya terpusat pada guru atau orang tua
yang bertanggung jawab atas semua tindakan mereka. Dimulai dari masa
kanak-kanak awal sampai remaja akhir (mis, TK – SMA)
Sedangkan Andargogi
merupakan ilmu atau seni mengajar orang dewasa, proses pembelajarannya terpusat
pada peserta didik. Dimulai dari dewasa awal sampai seterusnya (mis, Kuliah)
Nah dari dua pengertian tersebut
dapat kita ketahui dengan jelas perbedaan Pedagogi dan Andragogi. Terdapat juga
beberapa perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi, yaitu:
Pedagogi
|
Andargogi
|
Pembelajar
disebut “siswa” dan atau “anak didik”
|
Pembelajar
disebut peserta didik
|
Gaya
belajarnya dependen
|
Gaya
belajarnya independen
|
Tujuan
ditentukan sebelumnya
|
Tujuan
fleksibel
|
Metode
pelatihan pasif, seperti ceramah
|
Metode
pelatihan aktif
|
Guru
mengontrol waktu dan kecepatan
|
Pembelajaran
mempengaruhi waktu dan kecepatan
|
Peserta
berkomitmen sedikit
|
Keterlibatan
/konstribusi peserta sangat penting
|
Belajar
berpusat pada isi / pengetahuan
teoritis
|
Belajar dan
berpusat pada masalah kehidupan nyata
|
Guru sebagai
sumber utama yang memberikan ide-ide atau contoh
|
Peserta
dianggap sumber daya utama dan ide-ide dan contoh
|
Peserta berkontribusi
sedikit dengan pengalaman
|
Diasumsikan peserta
didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
|
Kalau kita cermati dari yang saya tulis didalam table tersebut
mungkin teman-teman sada bahwa oh itu lho yang terjadi ada diri kita ada
masa-masa sekolah dan kuliah ^.^
Kita lihat deh dulu pas waktu kita zaman SD, SMP, SMA kita itu
sebagai murid disebut sebagai “siswa” atau “anak didik”, hal itu dikarenakan
kita hanya bisa menerima ilmu saja dari guru kita. Contohnya kita belajar
membaca dan menulis kita tidak tahu kenapa huruf ‘a’ harus seperti itu
bentuknya kenapa bentuknya tidak seperti huruf ‘o’ kita hanya menerima apa yang
guru bilang saja bahwa huruf ‘a’ adalah seperti itu dan bukan seperti huruf ‘o’.
Sedangkan pada zaman saya Kuliah ini kami sebagai mahasiswa disebut sebagai “peserta
didik” atau “warga belajar”.
Kita juga belajar hanya berdasarkan isi dan pengetahuan teoritis
tanpa kita mengetahui konsep dan pengaplikasian yang jelas misalnya, saya tahu
rumus dan pengertian dari phitagoras dan aljabar tapi saya tidak tahu sama
sekali rumus-rumus tersebut saya gunakan untuk apa, yang saya tahu hanya
bagaimana cara menghitung menggunakan rumus tersebut. Tapi ketika saya duduk di
bangku Kuliah saya diharuskan berfikir kritis dan juga bisa mengambil manfaat
dari kehidupan yang saya alami sehari-hari. Misanya seperti saya yang kuliah di
Psikologi ini saya bisa mengambil manfaat dan kesimpulan dari teori yag saya
pelajari dengan mengambil manfaat dari penglaman saya dan itu membuat saya
semakin mengerti tentang materi tersebut. Maka dari itu pengalaman memiliki
kontribusi yang sanagt penting pada Andragogi sedangkan pada Pedagogi hanya
sedikit berkontribusi.
Hahaha… mungkin temen-temen saya pernah merasakan ini kalau misalnya
dulu pas masih zaman sekolah kalau guru gak datang seneng banget dan langsung
bersorak hore karena berarti gak belajar. Kalau di kuliah dosen gak datang
bukan berarti langsung gak belajar, malah kita dituntut mandiri dengan belajar
sendiri tanpa terikat dengan dosen. Sedangkan di sekolah kita sangat terikat
dengan guru dikarenakan hanya guru sebagai sumber ilmu. Hal ini menyebabkan
kita menjadi tidak mandiri dan pembelajaran yang dilakukan bersifat pasif. Sehingga
apa yang guru katakan ‘ditelan bulat-bulat’, malah lebih percaya kata guru
daripada orang tua. Hehehe…… :D
Kalau dikuliah kalau gak bertanya gak akan tau apa-apa malah ga
dapat nilai tambah juga. Saya teringat dengan salah satu mata kuliah yang saya
ambil sebut saja mata kuliah X. Dosennya masuk, menyapa kami kemudian beliau
bertanya “anak-anak ada yang mau ditanyakan tentang materi kuliah hari ini?”,
kami semua hanya diam saja. Kemudian dosen tersebut mengulang pertanyaan
tersebut sampai 3x kemudian beliau bilang kayak gini “kalau tidak ada yang
bertanya saya anggap sudah mengerti. Kalau begitu saya akhiri saja perkuliahan
hari ini ya”, Asli habis itu kami semua semua sibuk mencari pertanyaan untuk
dosen tersebut.
Hehehe… mungkin itu saja yang dapat saya paparkan dari sedikit
pemahaman saya dan secuil pengalaman saya selama mengenyam pendidikan.
Jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sampai jumpa di postingan
selanjutnya. Assalamu’alaikum Wr. Wb. ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar