Tugas pendidikan:
evaluasi hasil observasi
A.
Identitas Sekolah
Nama sekolah : SD Negeri No. 068083
Alamat sekolah : Jl. Kemuning Kel. Tj. Rejo Kec. Medan
Sunggal
Uang
Sekolah : Dana BOS
Konsep
Belajar : offline (media mendengarkan)
B. Uraian Aktivitas Observasi
Hari pelaksanaan : Jum’at, 28 Mret 2014
Waktu Pelaksanaan : 08.00-10.00 wib
Pembagian Tugas : Setiap anggota mengamati perilaku siswa
dan guru berinteraksi saat proses belajar
Narasumber : - S. Nasution, SpdI (Kepala Sekolah)
-
Beberapa pengajar (Guru)
C. Objek Observasi
Objek yang menjadi
observasi dalam tugas ini adalah siswa-siswi dari kelas V Sekolah Dasar Negeri
Nomor 068083 yang khususnya pada kelas VA yang merupakan kelas pagi.
D.
Laporan Observasi
1.
Landasan Teori
-Teory
Vygotsky
Scaffolding
adalah dukungan temporer yang diberikan oleh orang tua, guru atau yang lainnya
kepada anak untuk melakukan sebuah tugas sampai si anak dapat melaksanakannya
seorang diri. Ketika tugas yang akan dipelajari murid adalah materi atau pembahasan
yang baru, maka guru akan melakukan intruksi langsung kepada murid. Saat
kemampuan murid meningkat maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Zone of Proximal Development (ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk
serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi
dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu.
Pada
saat pelajaran matematika guru memberikan soal dari materi yang baru saja dipelajari.
Awalnya guru memberikan contoh soal dan mengerjakannya di papan tulis agar
semua murid bisa melihat dan mengerti bagaimana cara mengerjakan soalnya. Tetapi
soal yang diberikan guru tersebut masih tahap soal yang mudah. Setelah itu guru
memberikan soal yang lain tapi masih soal yang mudah untuk dikerjakan murid
secara individu. Jika murid tersebut masih mengalami kesulitan mereka
menghampiri guru dan menanyakan letak salahnya dan meminta diajarkan kembali.
Pada saat ini guru menggunakan metode Zone
of Proximal Development (ZPD).
Selain
itu guru juga menggunakan metode scaffolding,
dimana setelah guru memberikan contoh soal murid diberikan beberapa soal yang
masih mudah untuk dikerjakan secara individu. Jika murid sudah bisa
menyelesaikan soal yang mudah, setelah itu guru memberikan soal yang lebih
sulit.
=Saat
guru menjelaskan materi dan menjelaskan cara menyelesaikan contoh soal guru
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan menggunakan pemikiran. Murid
yang mendengarkan lalu menjawab ketika guru bertanya juga menggunakan bahasa
dan juga pemikiran.
-Teori Edward Thondike
Operant conditioning
adalah pembelajaran di mana konsekuensi dari perilaku menyebabkan perubahan
dalam probabilitas kejadian. 3 cara dimana konsekuensi keinginan dan ketidak
inginan dari kelakuan berpengaruh pada kelakuan di masa yang akan datang :
1. Positive Reinforcement
2. Negative Reinforcement
3. Punishment
1.
Positive
Reinforcement
Positive
Reinforcement muncul pada saat konsekuensi dari kelakuan menuju pada
peningkatan dalam kemungkinan bahwa kita terlibat di kelakuan kedepannya. Di positive
reinforcement, konsekuensi oleh kelakuan adalah positive. Sehingga kelakuannya
terlibat lebih sering. Kelakuan yang lebih sering dikatakan sebagai operant
response, dan konsekuensi yang positive terhadap respon dikatakan sebagai
positive reinforcement.
2. Negative Reinforcement
Reinforcement
negative (penguatan negatif) adalah peningkatan suatu frekuensi terhadap suatu
perilaku yang positif karena hilangnya sebuah rangsangan yang merugikan (tidak
menyenangkan)
Pada proses
pembelajaran yang kami amati pada pelajaran Matematika dan Agama Islam guru
menggunakan 2 metode di atas. Saat guru memberikan tugas kepada murid, bagi
murid yang bisa menyelesaikan soalnya dengan benar maka murid itu akan
diberikan nilai yang bagus. Sedangkan untuk siswa yang tidak bisa
mengerjakannya dengan bagus maka guru akan memberikan nilai yang rendah. Nilai
bagus adalah Positive Reinforcement. Negative Reinforcement nya adalah nilai
yang rendah. Reinforcement adalah penguatan. Reinforcement bertujuan untuk
menguatkan perilaku murid. Jadi dengan diberi nilai yang baik murid akan
bersemangat untuk mendapatkan nilai yang baik lagi jika nanti diberikan tugas.
Sedangkan bagi murit yang mendapatkan nilai rendah, murid akan termotivasi
untuk mendapat nilai yang baik.
Tapi selama proses
belajar berlangsung, murid yang ribut, berjalan-jalan dalam kelas atau yang
mengobrol, dibiarkan saja oleh guru. Seharusnya guru juga menerapkan metode
negative reinforcement disini. Seperti menegur murid, agar murid tidak rebut
lagi. Jadi suasana kelas akan menjadi lebih baik.
3.
Punishment
Punishment adalah merupakan konsekuensi
negatif yang mengarah pada pengurangan frekuensi perilaku
yang menghasilkannya.
Namun, selama proses observasi berlangsung, kami tidak
menemukan metodee ini pada proses belajar yang dilakukan guru pada siswanya.
-Teori Richard Atkinson
dan Richard Shiffrin
Teori mereka adalah
teori information-processing. Pendekanan
information-processing menyatakan bahwa memori dapat dipahami melalui tiga
proses, yaitu encoding, storage,
retrieval. Namun dalam proses tersebut terlibat pula tiga system memori
yang berbeda, yaitu sensory register,
short term memory dan long term
memory.
Encoding
adalah
sebuah proses saat informasi masuk ke dalam penyimpanan ingatan. Storage adalah Penyimpanan terhadap apa
yang telah diproses dalam econding. Dan retrieval
adalah mengambil informasi dari penyimpanan.
Tiga system memori
Sensory register menyimpan informasi dari dunia dalam
bentuk sensoris aslinya dalan waktu sangat singkat. Sensory register menyimpan
setiap gambar dari pengalaman indrawi sampai bisa dip roses dengan sempurna.
Sensory register sangat kaya dan detai, tapi informasi ini akan cepat hilang.
Short
term memory
adalah suatu proses penyimpanan memori yang bersifat sementara. Short-term memory adalah system ingatan
dengan kapasitas yeng terbatas saat informasi dipertahankan selama sekitar 30
detik.
Long term memory atau memori jangka panjang adalah
suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang
disimpan bertahan dalam waktu yang
sangat panjang
Metode ini telah
digunakan pada murid ketika belajar karena terbukti saat mereka belajar tentang
agama Islam dan sebelum memulai pelajaran mereka mengulang pelajar sebelumnya
tentang hafalan salah satu ayat Alqur’an. Pada waktu guru memberikan materi,
murid mendengarkan, secara tidak langsung murid memasukkan informasi ke dalam
penyimpanan. Ini dinamakan encoding.
Kemudian murid menyimpan dalam otak apa yang guru jelaskan, proses ini
dinamakan storage. Sedangkan saat
guru bertanya lalu murid menjawabnya, ini merupakan proses retrieval. Karena murid mengambil kembali informasi yang sudah
disimpan.
Saat murid ingin
menyimpan informasi dari materi yang diberikan oleh guru, awalnya informasi ini
masuk di sensory register, melalui
proses atensi (pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang
tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya, seperti saat guru menjelaskan
banyak materi, hanya beberapa yang akan diingat) informasi bergerak ke short term memory. Pada bagian ini
informasi akan bertahan selama 30 detik. Kecuali dengan meningkatkan memori.
Yaitu dengan pengelompokkan atau pengulangan. Lalu memori akan masuk ke long term memory. saat informasi masuk
ke long-term memory, informasi dapat
diambil kembali seumur hidup.
-Teknologi dan Pendidikan
Di sekolah dasar 068083 belum memakai fasilitas teknologi.
Seperti belum ada pemakaian komputer, proyektor, ataupun internet. Padahal
sejak sekolah dasar murid sudah pantas diajarkan
atau dikenalkan dengan teknologi. Dari info yang kami dapat, hal ini terjadi karena kurangnya
dana dan kurang perhatiannya pemerintah pada jenjang pedidikan dasar. Kami
menemukan Laboraturium Komputer namun tidak pernah digunakan sesuai dengan
fungsinya karena tidak adanya alat yang mendukung.
-Berbagai Pendekatan
1.
Behavioral/behaviorisme
Pandangan
yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat
dipahami, bukan dengan proses mental. Proses mental didefinisikan oleh psikolog
sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat
oleh orang lain.
Pendekatan
behavioral menekankan arti penting dari bagaimana anak membuat hubungan antara
pengalaman dan perilaku, yaitu ada 2 pendekatan :
a. Pengkondisian
Klasik
Tipe
pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau
mengasosiasikan stimuli. Pengkondisian klasik dapat berupa pengalaman negatif
dan positif dalam diri anak di kelas.
Misalnya : anak gagal dalam ujian dan
ditegur, dan ini menghasilkan kegelisahan; setelah itu, anak mengasosiasikan
ujian dengan kecemasan sehingga menjadi stimulasiyang terkondisi untuk
kecemasan.
b. Pengkondisian
Operan
Sebentuk
pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Konsekuensi-konsekuensi tersebut disebut sebagai penguatan dan hukuman.
2.
Kognitif
Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Terdapat 4 pendekatan
kognitif utama untuk pembelajaran : kognitif sosial, pemrosesan informasi
kognitif, konstruktivis kognitif, dan konstruktivis sosial.
·
Pendekatan kognitif sosial, yang menekankan bagaimana faktor
perilaku, lingkungan, dan orang saling berinteraksi memengaruhi proses
pembelajaran.
·
Pendekatan
kedua, pemrosesan informasi, menitikberatkan
pada bagaimana anak memproses informasi melalui perhatian, ingatan, pemikiran,
dan proses kognitif lainnya.
·
Pendekatan
ketiga, konstruktivis kognitif, menekankan
konstruksi kognitif terhadap pengetahuan dan pemahaman.
·
Pendekatan
keempat, konstruktivis sosial, fokus
pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.
Pada foto yang kami ambil di atas,
merupakan keadaan ketika guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan
setelah guru telah selesai menjelaskan. Proses pembelajaran seperti ini kami
simpulkan bahwa guru secara tidak langsung menggunakan teori pembelajaran
kognitif dengan pendekatan konstruktivis kognitif, dimana anak-anak diharapkan
dapat memahami apa yang telah diajarkan oleh pendidik kemudian dapat mengerjakan
latihan-latihan yang terdapat pada buku.
Namun di sisi lain, pengaruh letak
duduk & keadaan kelas juga mempengaruhi secara tidak langsung. Karna jika
diamati dengan jelas pada gambar tersebut, beberapa siswa yang duduk dibagian
belakang mulai bermalas-malasan ketika guru tidak terlalu fokus kepada mereka.
2. Metode
Observasi
Riset
Deskriptif. Riset
ini bertujuan mengamati perilaku. Misalnya seorang ahli psikologi pendidikan
mengamati sejauh mana anak-anak bersifat agresif di dalam kelas, atau mewawancarai
guru tentang sikap mereka terhadap jenis strategi tertentu.
Untuk memenuhi
tugas observasi ini, kami menggunnakkan metode seerti yang diatas karena kami
hanya mengamati bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan
siswa. Kami juga mengamati bagaimana interaksi yang terjadi saat proses belajar
berlangsung.
3. Manajemen Kelas
Kelas yang di
observasi terdiri dari 33 orang dimana jumlah siswa yang semakin banyak bisa
menurunkan daya konsentrasi dan semangat belajar serta motivasi yang diberikan.
Serta terjadi ketidak efektifan proses belajar. Ruangan kelas menggunakan gaya
penataan audotirium, dimana semua murid duduk menghadap guru.
E.Rangkuman Hasil Observasi
Penerapan
teori-teori yang terjadi pada proses belajar di kelas observasi memberikan
manfaat dimana murid lebih memahami apa yang disampaikan guru dan mudah untuk
bagaimana mereka mengerjakan soal yang sulit, tugas yang diberikan juga bisa
menjadikan latihan dalam belajar tentang materi yang telah disampaikan oleh
pengajar.
Namun, menurut
kami masih kurang efektif proses belajar yang terjadi karena guru tidak
memberikan reinforcement pada siswa yang tidak mengikuti pelajaran atau tidak
mengerjakan tugas, sehingga siswa tidak mengerti tentang konsep dirinya
swebagai seorang siswa. Mereka juga tidak menemukan motivasi yang dibutuhkan
pada saat belajar.
Kefektifan itu
terjadi disebabkan juga kondisi dari lingkungan yang terjadi pada anak dimana
lingkungan juga telah mempengaruhi sistem belajar mereka serta pengalaman
diruma bersama orangtua menjadikan mereka mengambil kesimpulan tersendiri atas
motiv belajar yang mereka gunakan.
F.Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
Ada banyak kendala
saat melakukan perencanaan untuk observasi, dimana untuk menentukan sekolah,
jenjang dan yang lebih sulit saat menyatukan semua waktu anggota untuk
berkumpul membahas tentang tugas ini. Dengan hati yang sangat jujur, kami
merencanakan ini seminggu sebelum deadline ditentukan dan itu sangat mendadak
menurut kami. Tapi kami menemukan kekompakan dimana dengan pembagian tugas
masing-masing saat merencanakan untuk tuugas observasi.
Dessy Awallia-131301020~ Dimana sulitnya untuk
mencari sekolah, meminta izin dengan kepala sekolah, mengurus surat izin dan
mengatur pertemuan selanjutnya untuk melakukan observasi. Berkomunikasi dengan
bahasa yang sopan dan tidak menyinggung dan yang agak sulit saat menyusun
kata-kata untuk meminta izin. Mengatur konsep observasi yang berlangsung.
Banyak belajar menjadi seorang leader dalam kelompok yang menguji kesabaran,
keikhlasan, serta menampun semua pendapat dari anggota.
Safira Salsabila-131301040~Tugas yang mungkin
tidak berat tapi lumayan menguji kesbaran untuk menunggu surat izin keluar dan
memberikannya kepada Kepala Sekolah dan mencari bagaimana mendapatkan kamera
sebagai peralatan yang dibuutuhkan saat observasi dan mengatur metode yang
harus dipakai saat observasi dan menganalisis observasi berdasarkan metode yang
digunakan. Namun, semua bisa terselaikan saat kelompok bisa bekerja sama dalam
proses terjadi.
Mutia Lestari-131301070~ Mengamati dan mencoba
berinteraksi dengan anak-anak
sekolah dasar itu adalah kesulitan yang mungkin membuat hati nurani berbicara
bagaimana dahulu saat menjadi seorang anak sekolah dasar memiliki sifat yang
unik dan kepolosan yang masih natural saat bertemu dengan orang lain.
Menganalisis semua hasil pengamatan dengan teori-teori yang ada mungkin tidak
terlalu sulit namun begitu rumit untuk mengatur kata-kata yang tepat tentang
anak-anak itu.
Dwi Clara-131301116~ Mengambil data untuk dokumentasi adalah
hal tidak sulit namun saat meminta izin untuk mengajak anak-anak itu untuk
pengambilan data menjadi hal sulit untuk mengatur psisi mereka dan membuuat
mereka berdiam sesaat. Tapi saya belajar dari mereka bahwa beginilah anak-anak
yang masih berkembang dengan naturalnya seorang anak.
Dessy Natalia-131301130~ Mengamati interaksi
antara guru dan siswa dalam proses belajar menjadi pelajaran bagi saya sendiri.
Begitu sulitnya mengamati mereka dalam proses belajar, dimana ada yang
bermain-main saat guru menerangkan, ada yang bercerita dengan temannya saat
pelajaran berlangsung dan yang paling sulit adalah saat observasi berlangsung
dan mereka tau sedang d observasi, dimana mereka menjadi baik saat kami
mengamati interaksi mereka. Namun, itu semua sudah bagian dari resiko observasi
ini.
Dengan semua kendala
dan pelajaran yang kami lalui dalam proses observasi sampai selesai menjadikan
kami belajar untuk merencanakan hal yang lebih baik lagi sesuai dengan konsep
dan metode yang tepat. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu jalnnya proses observasi ini dan terkhusus pada yang teah
bersedia kami observasi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua dosen Psikologi Pendidikan atas tugas yang
telah diberikan ini terutama kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni yang telah membantu
kami dan dengan senantiasa selalu
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kami saat kami tidak memahami tugas ini,
serta arahan yang telah diberikan kepaa kami.
G. Dokumentasi
SLIDE SHARE (PPT)
Address link kelompok 13: